Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan 7 Oktober 2024, dengan lonjakan sebesar 4,61%, yang membawa harga sahamnya mencapai Rp 2.270. Peningkatan ini menjadi titik tertinggi dalam seminggu terakhir, mencuri perhatian banyak investor di pasar modal.
Selama sesi perdagangan tersebut, tercatat sekitar 27,47 juta saham UNVR berpindah tangan dengan total frekuensi transaksi mencapai 7.271 kali. Nilai keseluruhan transaksi saham ini mencapai Rp 61,33 miliar, menunjukkan aktivitas yang cukup intens di kalangan pelaku pasar.
Peningkatan harga saham ini didorong oleh akumulasi besar-besaran yang dilakukan oleh beberapa broker ternama. UBS Sekuritas Indonesia mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 13,9 miliar, sedangkan OCBC Sekuritas melakukan pembelian bersih senilai Rp 8,6 miliar. Maybank Sekuritas juga terlibat aktif dengan net buy sebesar Rp 6,1 miliar.
Yang menarik perhatian adalah aksi borong saham yang dilakukan oleh investor asing. Pada sesi perdagangan tersebut, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) dengan nilai yang cukup besar, mencapai Rp 36,6 miliar. Ini menandakan adanya minat yang tinggi dari investor internasional terhadap saham Unilever Indonesia, yang bisa jadi disebabkan oleh keyakinan mereka terhadap prospek perusahaan di tengah tantangan ekonomi global.
Kenaikan harga saham ini dianggap sebagai salah satu rebound setelah mengalami tekanan beberapa waktu terakhir. Saham UNVR sebelumnya sempat tertekan akibat berbagai faktor eksternal dan ketidakpastian di pasar. Namun, dengan adanya minat besar dari investor lokal dan asing, terutama dengan tingginya akumulasi pembelian, saham Unilever mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Menurut beberapa analis, kenaikan ini bisa menjadi sinyal positif bagi investor untuk mempertimbangkan kembali saham UNVR sebagai pilihan investasi jangka panjang. Mereka menyebutkan bahwa Unilever Indonesia masih memiliki fundamental yang kuat, meskipun persaingan di industri barang konsumen semakin ketat. Selain itu, strategi perusahaan dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen dan adaptasi terhadap teknologi juga dianggap sebagai faktor yang mendukung pemulihan sahamnya.
Namun, meskipun terjadi kenaikan yang signifikan, para investor diingatkan untuk tetap berhati-hati. Fluktuasi pasar yang cepat dan faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global masih bisa mempengaruhi pergerakan harga saham di masa mendatang. Oleh karena itu, para pelaku pasar disarankan untuk terus memantau perkembangan terkini dan melakukan analisis lebih mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.
Dengan adanya rebound ini, Unilever Indonesia tampaknya kembali menjadi pusat perhatian investor, baik domestik maupun internasional. Ke depannya, bagaimana strategi perusahaan dalam mengatasi tantangan akan sangat menentukan apakah kenaikan ini akan berlanjut atau hanya bersifat sementara