Coinbase Global Inc., perusahaan yang selama ini dikenal sebagai pelopor dalam membawa industri aset digital ke sistem keuangan arus utama, kini tengah menghadapi pukulan besar setelah mengungkapkan bahwa mereka menjadi korban peretasan yang berdampak serius.

Meskipun jumlah kerugian finansial akibat serangan ini — diperkirakan mencapai sekitar 400 juta dolar AS — masih lebih kecil dibandingkan insiden lain di dunia kripto, bobot insiden kali ini jauh lebih dalam. Pasalnya, korban kali ini bukan sembarang perusahaan: Coinbase dianggap sebagai perusahaan kripto paling berpengaruh di Amerika Serikat.

Coinbase adalah perusahaan pertama di sektor pertukaran kripto yang go public, membuka pintu bagi adopsi kripto secara luas oleh pasar keuangan tradisional. Perusahaan ini juga menyimpan sebagian besar dari aset digital senilai 122 miliar dolar AS milik berbagai dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) berbasis Bitcoin spot. Selain itu, Coinbase berperan penting dalam upaya lobi industri tahun ini, mendukung para legislator yang pro-kripto di Washington.

Ironisnya, kabar peretasan ini muncul hanya tiga hari setelah Coinbase mencapai tonggak penting dengan masuknya saham mereka ke dalam indeks S&P 500. Masuknya saham Coinbase ke indeks ini diperkirakan akan menarik dana pensiun dan produk investasi lain senilai triliunan dolar AS. Namun, euforia tersebut langsung pudar. Saham Coinbase jatuh lebih dari 7% pada hari Kamis setelah berita peretasan dan munculnya laporan bahwa perusahaan juga sedang diselidiki oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terkait pelaporan jumlah penggunanya.

Pihak perusahaan menyatakan bahwa layanan Coinbase Prime — yang menangani penyimpanan kripto untuk penerbit ETF dan investor institusi — tidak terdampak. Namun, menurut seorang narasumber yang mengetahui kejadian ini, peretas diduga telah memiliki akses hampir terus-menerus ke data pelanggan paling berharga milik Coinbase Global Inc. sejak Januari.

Skema peretasan tersebut terbilang nekat, meski bukan termasuk canggih dari sisi teknologi. Para pelaku diduga menyuap perwakilan layanan pelanggan untuk mencuri data klien. Setelah memperoleh data tersebut, mereka menuntut tebusan sebesar 20 juta dolar AS dengan janji akan menghapus data tersebut. Coinbase mengonfirmasi bahwa mereka mulai mencurigai adanya aktivitas mencurigakan dari sejumlah perwakilan sejak Januari, sebagaimana disampaikan dalam wawancara dengan Bloomberg News.

Insiden ini kembali menyoroti betapa rentannya industri kripto, bahkan bagi perusahaan sebesar dan seberpengaruh Coinbase. Lebih dari sekadar kerugian finansial, reputasi dan kepercayaan investor kini menjadi pertaruhan besar bagi perusahaan yang dulu menjadi simbol transisi kripto menuju arus utama.